BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga
kestabilan Negara, baik itu secara internal maupun eksternal. Secara luas
sistem pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem yang
kontiniu. Sampai saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem
pemerintahan itu secara menyeluruh. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang
kuat dimana penerapannya kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup
masyarakatnya dan terkesan tidak bisa diubah dan cenderung statis. Jika suatu
pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan yang statis dan berlangsung dalam
waktu yang lama maka akan timbul pergesekan dari pihak minoritas yang merasa
normalitasnya terganggu. Seiring dengan tumbuhnya ide – ide dan pemikiran baru
seiring perkembangan zaman di suatu komunitas minoritas, tidak menutup
kemungkinan di beberapa negara terjadi tindakan separatisme dan hal ini
mendapat dukungan dari mayoritas yang menganggap sistem pemerintahan yang
diterapkan memberatkan rakyat di negara tersebut sehingga memuluskan gerakan
separatisme. Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok
untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah
Negara Libya ?
2. Sebutkan
Sistem Pemerintahan Negara Libya?
C.
Tujuan
1. Untuk Mengetahui
Sejarah Negara Libya.
2. Agar Bisa Memahami Sistem
Pemerintahan Negara Libya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Negara Libya
Nama
"Libya" berasal dari bahasa
Mesir "Lebu", sebutan bagi orang-orang Berberyang tinggal di
sebelah barat Sungai
Nil, dan diadopsi oleh bahasa
Yunani sebagai "Libya". Pada zaman Yunani
kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, yang
mencakup seluruh Afrika
Utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan
untuk seluruh benua Afrika.
Semula, Libya adalah
sebuah kerajaan yang didirikan pada 24
Desember 1951.Raja Idris I bertindak sebagai pemimpin pemerintahan. Italia merebut Libya
dariKekaisaran Ottoman (Turki utsmani) dan
menjadikannya wilayah jajahan. Sebuah negarayang terletak
di Afrika Utara dan berbatasan dengan Laut
Tengah ini mendapat kemerdekaan setelah Italia menyerah
kepada Sekutu dalam Perang
Dunia II.
Fakta sejarah sebelum
menjadi Negara independen, Libya merupakan salah satu wilayah kekuasaan
khalifah islamiah sejak invansi dakwah Islam ke kawasan utara Afrika yang
kemudian dikenal dengan Arab Barat. Kondisi ini berlangsung sampai masa
pemerintahan turki utsmani berkuasa ( abad 16-20 M ). Pada pemerintahan
turki utsmani Libya tumbuh dengan pesat, apalagi ditambah dengan hadirnya suatu
gerakan oposisi yang bersifat sufistik dan perjuangan politik, gerakan tersebut
adalah Tarekat sufi Sanusiah. Pada kenyataannya kelompok ini menjadi suatu
gerakan oposisi yang sangat kuat, yang memang juga termasuk gerakan sosial
keagamaan dan politik .
Perjuangan rakyat
Libya dengan terus mengadakan perlawanan terhadap kaum penjajah sampai mereka
meraih kemerdekaan yang diiringi dengan berakhirnya perang dunia
ke-II. Kemerdekaan Libya dengan di deklarasikannya Negara monarki
Libya pada 24 September 1951 dengan lagu kebangsaan Allahu akbar oleh raja Idris
I, beliau merupakan cucu dari pendiri gerakan as-Sanusiah, atas bantuan inggris
dan soviet serta pengakuan dari PBB, Libya pun mengangkat bendera hijau sebagai
lambang kemerdekaannya.
Bermula dari
kepemimpinan raja Idris inilah Libya mulai mengembangkan sayapnya dengan
Negara-negara tetangga baik barat maupun dunia Islam secara menyeluruh.
Ditambah lagi pada saat ditemukannya sumber minyak Libya sekitar tahun 1953,
dan dimualinya eksploitasi pada tahun 1956, dan Libya mulai melakukan aksi
penjualan minyak ke eropa sejak tahun 1967.
Secara lebih mendasar
ekonomi Libya lebih bersandar pada hasil minyak bumi dari pada sumber lain
seperti pertanian, hasil laut, pertambangan selain minyak, dan perdagangan.
Melalui hasil minyak inilah perkembangan Libya nampak begitu pesat, dapat
disaksikan dari keberlangsungan hidup masyarakat yang samakin mapan,
pembangunan yang terus bergilir di setiap tempat, dan perkembangan lainnya.
B. Sistem Administrasi Pemerintahan
Negara Libya
Sistem administrasi Pemerintahan
sementara - Kepala Dewan Transisi Nasional Mustafa
Abdul Jalil - Wakil Kepala Dewan Transisi
Nasional Abdul Hafiz Ghoga - Pejabat Perdana
Menteri Ali Tarhouni
ΓΌ
Sistem politik
Akibat perang saudara yang berlangsung sejak Februari hingga
Oktober 2011, pemerintah Libya, yang pada saat itu telah berkuasa selama lebih
dari 40 tahun, tumbang dan Libya memasuki periode pemerintahan oleh suatu
pemerintahan sementara yang disebut Dewan Transisi Nasional(NTC). NTC
akan mengawasi tahap pertama suatu transisi menuju demokrasi, dimana setelah
itu lembaga tersebut akan bubar dan digantikan oleh suatu dewan perwakilan.
C. Geografis Negara
Libya
Libya adalah sebuah
negara di wilayah Maghrib Afrika
Utara. Libya berbatasan dengan Laut
Tengah di sebelah utara, Mesir di sebelah
timur, Sudan di sebelah tenggara,Chad dan Niger di sebelah
selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah
barat. Libya beribukotakan Tripoli, yang terdiri dari beberapa pusat kota,
yaitu Tripolitania, Fezzah, dan Curenaica. Libya juga akrab di panggil
dengan sebutan Negeri hijau, yang memang Negeri ini di kelilingi oleh gurun
tandus, dan padang pasir. Namun di samping semua itu ternyata tumbuhan hijau
pun bersemai di kawasan ini, sehingga dari sinilah penamaan Negeri Hijau itu
muncul, apalagi dikala musim semi tiba, tumbuhan rumput yang berlambai-lambai
dengan kesegaran hijaunya. Dari sini terbukti bahwa Libya menduduki posisi yang
sangat strategis dari segi geografi, sehingga dapat dikatakan bahwa Libya
adalah negeri gurun hijau.
Secara gamblang
penduduk yang bermukim di Libya terdiri dari tiga etnis, pertama: etnis asli
barbar ( keturunan kaum tawariq) atau bangsa arab yang datang sejak abad ke-7
M, kedua: etnis Turki dan Albania yang datang pada masa kekuasaan Turki
utsmani, dan ketiga: etnis Italy yang datang sejak masa penjajahan Italy atas
Libya tepatnya pada tahun 1911 M.
D. Kepemimpinan Muammar
Qaddafi
Muammar Abu Minyar Al
qaddafi lahir pada 1924 di daerah gurun pasir sirte. ibunya seorang yahudi,
maka secara otomatis beliau tergolong dalam etnis yahudi. Namun kemudian ia
mulai memeluk Islam di usianya yang ke-9 tahun.
Mula-mula Ia menempuh
jenjang pendidikan SD tradisional yang religius dan bersekolah pada lembaga
pendidikan Sebha di Fezzan dari 1956 s/d 1961. Qaddafi dan sekelompok
teman-temannya menjadi pemimpin utama dari sebuah kelompok revolusioner yang
kelak kemudian merebut kekuasaan Libya.
Tokoh idolanya adalah
Gamal Abdul Nasser, seorang Negarawan Mesir yang terkenal dengan ide-ide
sosialisnya tentang persatuan Arab dan perlawanannya terhadap Barat. Pada 1961,
Qaddafi dikeluarkan dari Sebha karena aktivitas politiknya, namun kemudian ia
masuk di Universitas Libya dan lulus dengan nilai yang sangat baik. Pada 1963
ia masuk Akademi Militer di Benghazi bersama beberapa rekan militannya, dan ia
pun membentuk kelompok rahasia dengan tujuan menjatuhkan monarki yang
pro-Barat. Pada 1965 setelahnya lulus dari Akademi Militer, ia
dikirim ke Britania (Inggris) untuk mengikuti latihan militer lanjutan dan
kembali pada 1966 sebagai seorang perwira dalam Korp Sinyal.
Qaddafi memiliki
delapan anak, tujuh diantaranya laki-laki, putra yang paling tua Muhammad
Qaddafi menjadi ketua komite olimpiade Libya. Putra kedua, Al-Saadi Qaddafi
menjabat sebagai Ketua Federasi Sepak Bola Libya yang bermain di tim Seri-A
Perugia dan juga sebaik artis film. Satu-satunya anak perempuannya Ayesha
Qaddafi berprofesi sebagai pengacara yang tergabung dalam tim pengacara Saddam
Hussein. Bahkan beliau juga memiliki saham sekitar 7,5% di klub sepak bola
Italia Yuventus, namun tidak banyak yang tahu masalah tersebut.
Profil Negara Libya yaitu :
a.
aIbu Kota : Tripoli (32°52′LU
13°11′BT)
b.
Bahasa Resmi : Arab
c.
Bahasa pergaulan: Arab Libya, dialek Arab lainnya,
Berber.
d.
Pemerintahan : Pemerintahan Sementara
- Presiden Kongres Nasional Umum : Nouri Abusahmain
- Perdana Menteri : Ali Zeidan
e.
Kemerdekaan
- Dilepaskan oleh Italia : 10 Februari 1947
- Dari Britania Raya dan Perancis dibawah Perwalian
PBB : 24 Desember 1951
f.
f.Luas : 1,759,541 km2
g.
Penduduk
- Perkiraan 2011 : 6,6 juta jiwa
- Sensus 2006: 5.670.688
- Kepadatan : 3,6/km2
h.
PDB (KKB) perkiraan 2010
- Total : $90,571 miliar
- Perkapita : $43.846
i.
PDB (nominal)
- Total : $331,336 miliar
- Perkapita : $40.873
j.
Mata Uang : Dinar (LYD)
k.
Zona waktu : CET (UTC+1) Musim Panas (DST) :
CEST(UTC+2)
l.
Lajur Kemudi : Kanan
m.
Ranah Internet : .ly
n.
Kode telepon : 218
E. Sosial Budaya dan
Politik Libya
Sesuai data terkini
penduduk Libya berjumlah 5.670.688 jiwa yang mayoritas bermukim di
dua perkotaan besar ” Tripoli dan Banghazi”, dan sebagian lagi bermukim di
pinggiran pesisir Libya. Penghasilan yang menjadi tonggak kehidupan masyarakat
Libya adalah hasil perminyakan, sebagian lagi ada yang berprofesi
sebagai sopir taxi, dan sebagian kecil ada yang terus menggeluti usaha kecil
menengah. Kondisi sosial Libya akhir-akhir ini seakan terasa berubah dengan
adanya hubungan baik antar Negara tetangga “Eropa”, perubahan tersebut sangat
mencolok dalam hal adat istiadat, terutama pakain.
Faktor utama
munculnya perubahan tersebut adalah masuknya barang imporan dari luar terutama
eropa yang berupa pakaian-pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat
islam. Dari sisi adat istiadat yang juga lumayan unik dan banyak
disoroti oleh para pendatang adalah adat pernikahan yang sangat rumit, artinya
kursi pelaminan tidak bisa didapati dengan secara mudah. mulai dari persyaratan
nikah yang sangat berbelit-belit, di mana harus mempunyai uang banyak,
mempersiapkan tempat, dan harus sudah mempunyai karir tetap, sehingga keadaan
itu membuat para laki-laki dan wanita Libya banyak yang terlambat menikah semua
itu disebabkan karena sistem adat para nenek moyang mereka yang sampai saat ini
masih dilestarikan oleh rakyat Libya.
Dari aspek politik,
Libya sejak merdeka telah mengalami tiga perubahan bentuk pemerintahan,
pertama: bentuk Monarki ( Kerajaan), kedua: Republika, ketiga: Sosial Republik.
Dan dalam rentang sejarahnya selama 58 tahun sejak merdeka hingga sekarang pun
politik Libya banyak mengalami pasang surut, hubungan yang awalnya sangat baik
dengan barat (Inggris dan Amerika) dimasa raja Idris, setelah revolusi ternyata
Muammar qaddafi bersama 12 anggota dewan revolusinya menginginkan kiblat
politiknya ke soviet.
Secara langsung
konsekuensi besar yang harus dihadapi oleh para Revolusioner adalah harus
kontrak serta memusuhi Inggris dan Amerika, dengan bukti segala kepentingan dua
Negara tersebut di depak dari Libya, serta ditambah lagi dengan aksi-aksi
terorisme dan penindasan terhadap kaum oposan yang dilakukan Libya menurut kaca
mata serta tuduhan Amerika dan Inggris, keadaan itu semakin memperuncing
hubungan Libya dengan kedua Negara tersebut.
Sehingga dalam
perkembangannya berbagai tuduhan beruntun selanjutnya diarahkan ke Libya, mulai
aksi pengeboman pesawat Lockerbie, pembunuhan polisi Inggris dari gedung
kedutaan Libya di London, mensponsori terorisme dan aksi revolusi Negara-negara
di Afrika dan Asia, mengembangkan proyek senjata biologi dan kimia pemusnah
massal, sampai pada pembelaan terhadap palestina yang nyatanya merugikan sekutu
amerika sendiri yaitu Israel. Semua itu berujung dengan serangan terhadap Libya
pada 1986 serta keputusan embargo PBB dan Amerika terhadap Libya pada 1989
sampai 90-an yang mengakibatkan terisolasinya Libya dari pergaulan dunia
F. Ekonomi di Libya dan
Penyangga Kekuatannya di Bahrain
Hampir 95 persen
produksi minyak diekspor ke negara Barat. Terlebih setelah perubahan platform
politik Muammar Ghadafi yang mulai mendekat kepada Barat serta dibukanya terusan
Suez, maka ratusan perusahaan minyak dan gas seluruh dunia melakukan investasi
di Libya. Krisis politik di Libya berdampak terhadap pasokan energi minyak dan
gas dunia. Empat dekade kekuasaan Muammar Ghadafi ikut menjamin stabilitas dan
kebutuhan energi global.
Produksi minyak Libya
mencapai 4,5 juta barrel/hari, sehingga memiliki peran teramat penting bagi
keamanan energi dunia, terutama Amerika dan Eropa yang sangat tergantung dengan
pasokan minyak dari negara Afrika Utara itu. Situasi bertambah genting saat ini
di Eropa dan Amerika selain resesi ekonomi, juga karena tidak terjaminnya
pasokan minyak bagi kepentingan mereka.
Sebagai anggota OPEC,
Libya memiliki cadangan minyak sebesar 47 miliar barrel. Negara penghasil
minyak terbesar ke-9 di dunia itu merupakan negara paling kaya minyak di benua
Afrika. Kekayaan tersebut membuat Libya menjadi faktor penting bagi stabilitas
energi dunia, terlebih negara itu juga memiliki cadangan gas sebesar 54 triliun
kubik.
Eksplorasi berskala
besar dilakukan berbagai perusahaan minyak, seperti BP (British Petroleum),
Exxon, Total, Occidental Petroleum, Marathon Oil maupun Oil and Amerada Hess
setelah menandatangani perjanjian kerjasama dengan pemerintah Libya.
Kerjasama semakin
terbuka sejak 2003 ketika PBB mencabut sanksi atas Libya serta Amerika Serikat
mencabut status Libya sebagai negara teroris pada 2006. Setelah selama 19 tahun
absen, beberapa perusahaan raksasa Barat dan Amerika kembali melakukan invansi
dan eksploitasi besar-besaran minyak di Libya, sehingga saat ini mereka
menguasai ladang-ladang minyak negara itu.
Jika krisis politik
berlanjut tanpa berkesudahan, ini akan memiliki dampak global, khususnya
pasokan minyak kepada negara Barat dan Amerika. Harga minyak di pasaran dunia
saat ini meroket mencapai lebih dari USD100/barel. Apalagi minyak Libya yang
diekspor, merupakan jenis terbaik dan banyak dibutuhkan perusahaan maupun
industri di Barat dan Amerika.
Demonstrasi berbuntut
kekerasan berdarah menyebabkan banyak perusahaan minyak yang berinvestasi di
Libya menghentikan produksi. Situasi yang semakin genting juga memaksa
dilakukannya evakuasi terhadap para staf, pekerja beserta keluarga mereka.
Selain krisis minyak,
situasi Libya dapat menganggu sejumlah langkah recovery ekonomi Barat dan
Amerika yang kini dilanda resesi. Barat dan Amerika juga harus menghadapi
krisis politik dalam negeri masing-masing, juga di seluruh Timur Tengah tengah
menuju pergantian rezim yang belum dapat diprediksi.
Barack Obama, secara
khusus memberikan perhatian lebih kepada situasi di Timur Tengah,
termasuk di Libya, karena selain harus menyelamatkan dirinya yang bakal
menghadapi pemilu tahun depan, juga Obama dituntut memenuhi kebutuhan energi
dan mengembalikan ekonomi negaranya yang runtuh. Minyak dan gas Libya sangat
penting bagi kelangsungan industri Barat dan Amerika. Sementara Mesir
dipandang penting bagi ekonomi Amerika dan Barat karena terusan Suez
menjadi urat nadi bagi perekonomian mereka.
Jika krisis berlarut
di dunia Arab, terutama di Bahrain, maka dampaknya akan sangat mengancam
stabilitas keamanan dunia serta ekonomi global. Semuanya tergantung siapa yang
akan menjadi penguasa baru serta sikap mereka terhadap Barat Dan Amerika ke
depan. Jika, Amerika dan Barat sangat berambisi menguasai Libya karena kekayaan
minyaknya, maka untuk di Bahrain, mereka sengaja membiarkan rakyat Bahrain
dibantai rejim diktator, karena ini berkaitan dengan keberlangsungan masa depan
Amerika dan Barat di dunia.
Bahrain adalah palang
pintu masuknya kekuatan Amerika dan Barat ke Timur Tengah. Jatuhnya kekuasaan
rejim diktator Bahrain ke tangan rakyat revolusioner, itu berarti mengharuskan
runtuhnya pilar-pilar penyanggah kekuatan keamanan Amerika dan Barat di Timur
Tengah secara keseluruhan. Dan itu bermakna, titik mula rontoknya hegemoni arogansi
dan hansip dunia.
BAB
II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama "Libya" berasal dari bahasa Mesir "Lebu", sebutan bagi orang-orang Berberyang tinggal di sebelah barat Sungai Nil, dan diadopsi oleh bahasa Yunani sebagai "Libya". Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, yang mencakup seluruh Afrika Utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan untuk seluruh benua Afrika.
Nama "Libya" berasal dari bahasa Mesir "Lebu", sebutan bagi orang-orang Berberyang tinggal di sebelah barat Sungai Nil, dan diadopsi oleh bahasa Yunani sebagai "Libya". Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, yang mencakup seluruh Afrika Utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan untuk seluruh benua Afrika.
Akibat perang saudara yang berlangsung sejak Februari hingga
Oktober 2011, pemerintah Libya, yang pada saat itu telah berkuasa selama lebih
dari 40 tahun, tumbang dan Libya memasuki periode pemerintahan oleh suatu
pemerintahan sementara yang disebut Dewan Transisi Nasional(NTC). NTC
akan mengawasi tahap pertama suatu transisi menuju demokrasi, dimana setelah
itu lembaga tersebut akan bubar dan digantikan oleh suatu dewan perwakilan.
DAFTAR PUSTAKA